Aplikasi Metode Elisa dalam Deteksi Residu Antibiotik Kloramfenikol pada Produk Olahan Perikanan

Application of the Elisa Method for Chloramphenicol Antibiotic Residuals Analysis on Fisheries Processed Products

Authors

  • Jelena Angel Visakhadevi Universitas Airlangga
  • Nuning Vita Hidayati Universitas Jenderal Soedirman
  • Mirna Fitrani Universitas Sriwijaya
  • Sapto Andriyono Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.polusea.2023.001.01.1

Keywords:

Antibiotik, Kloramfenikol, Pangan, Perikanan, Residu, antibiotics, Chloramphenicol, Fishery, Food, Residue

Abstract

Antibiotik merupakan obat yang berasal dari mikroorganisme dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Salah satu dari jenis antibiotik yaitu kloramfenikol. Kloramfenikol merupakan antibiotik berspektrum luas yang memiliki aktivitas melawan mikroorganisme patogen. Kloramfenikol banyak digunakan karena harganya yang relatif murah, saat ini penggunaan kloramfenikol telah dilarang sebagai antibiotik budidaya karena ketidaksadaran para pembudidaya dalam menggunakan antibiotik seperti kloramfenikol ternyata menimbulkan efek negatif. Berkaitan dengan hal tersebut, pemantauan residu antibiotik kloramfenikol dilakukan untuk menjamin keamanan pangan produk perikanan. Penelitian ini telah dilaksanakan di UPT. PMP2KP Surabaya, Jawa Timur yang dilaksanakan pada bulan Februari2022. Metode deteksi antibiotik pada sampel produk perikanan yang dugunakan adalah metode ELISA. Pengujian residu kloramfenikol menunjukkan semua sampel mengandung residu kloramfenikol dengan konsentrasi antara 0,005 - 0,020 ppb. Meskipun terdapat residu yang masih terdeteksi pada pengujiannya yang dilakukan, namun nilai tersebut masih di bawah batas maksimum yang ditetapkan pada SNI 01-6366-2000 tentang kandungan kloramfenikol pada produk perikanan sebesar 0,01 mg/kg. Nilai konsentrasi yang terdeteksi juga masih memungkinkan menjadi produk Eksport ke negara-negara Eropa dan Amreka. Di Negara seperti Uni Eropa (EU) dan Amerika Serikat (FDA) telah menetapkan batas maksimum residu kloramfenikol yang diijinkan tidak lebih dari sebesar 0,3 ppb. Sementara - Rusia menetapkan batas residu kloramfenikol sebesar 0,5 unit/g, dan China sebesar 0,5 g/kg. Mengacu pada standar tersebut, maka produk perikanan yang telah diuji pada penelitian ini masih memungkinkan menjadi komoditas ekspor.

 

Antibiotics are drugs derived from microorganisms used to treat bacterial infections. One of the antibiotics is chloramphenicol. Chloramphenicol is a broad-spectrum antibiotic that has activity against pathogenic microorganisms. Chloramphenicol is widely used because the price is relatively cheap. Currently, the use of chloramphenicol has been banned as a cultured antibiotic because the farmers' ignorance of using antibiotics such as chloramphenicol turns out to have negative effects. Misuse of these antibiotics can result in chemical residues being left behind in cultivated meat products which can have an impact on the health of consumers. Food safety has become a global issue with various cases of poisoning and diseases due to chemicals found in fishery products. Therefore, several analyses or tests are needed to observe the quality and content of fishery products with qualified facilities. This research has been carried out at UPT. PMP2KP Surabaya, East Java, was held on January 17-18 February 2022. Tests for chloramphenicol residues showed that all samples contained chloramphenicol residues with concentrations between 0.005-0.020 ppb which was still below the maximum limit according to SNI 01-6366-2000 chloramphenicol content of 0.01 mg/kg. Countries such as the European Union (EU) and the United States (FDA) set a maximum limit for chloramphenicol residues of 0.3 ppb. The Russian state sets the limit for chloramphenicol residues at 0.5 units/g and China at 0.5 g/kg.

References

Alghifari, D., B. Kuswandi, dan D. K. Pratoko. 2017. Pengembangan Sensor Kloramfenikol Berbasis Imobilisasi Bovine Serum Albumin (BSA) pada Selulosa Asetat dengan Metode Spektrofluorometri. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 5(1): 40-45. DOI: https://doi.org/10.19184/pk.v5i1.3947

Andriyono, S., Kusumaningrum, F., dan Suciyono, S. 2022. Analysis Of Antibiotic Residue On Vaname Shrimp (Litopenaeus Vannamei) In Kalipuro Intensive Pond, Banyuwangi. Barakuda 45: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan, 4(2), 180-186. DOI: https://doi.org/10.47685/barakuda45.v4i2.274

Fu, J., Yang, D., Jin, M., Liu, W., Zhao, X., Li, C., Zhao, T., Wang, J., Gao, Z., Shen, Z., Qiu, Z. and Li, J. W. 2017. Aquatic animals promote antibiotic resistance gene dissemination in water via conjugation: role of different regions within the zebra fish intestinal tract, and impact on fish intestinal microbiota. Molecular ecology, 26(19), 5318-5333.

Hudaini, F., B. Santosa, dan A. I. Kartika. 2020. Variasi Waktu Pembacaan Setelah Stop Solution Terhadap Nilai Absorbansi Anti Hbs Metode Elisa. Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)..7(2):.107.–.111. DOI: https://doi.org/10.32807/jambs.v7i2.192

Jamilah. 2015. Evaluasi Keberadaan Gen catP terhadap Resistensi Kloramfenikol Pada Penderita Demam Tifoid. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan Makassar. 146-152. DOI: https://doi.org/10.24252/psb.v1i1.2131

Juliana dan Yulian. 2020. Identifikasi Kloramfenikol pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). AMINA. 2(1): 13-18. DOI: https://doi.org/10.22373/amina.v2i1.493

Halimu R. B., R. S. Sulistijowati, dan L. Mile. 2017. Identifikasi Kandungan Tanin pada Sonneratia Alba. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 5(4): 93-97.

Ipandi, I., A. Sa’adi, dan Sudjarwo. 2019. Verifikasi Metode ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay) untuk Penentuan Kadar AMH (Anti Mullerian Hormone). Jurnal Surya Medika. 5(1): 201-208. DOI: https://doi.org/10.33084/jsm.v5i1.973

Pamungkas, C. 2019. Edukasi Penggunaan Obat Antibiotik terhadap Pasien di Apotek Sawitan Kabupaten Magelang. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 5 hal.

Saputra, S. A. dan F. Arfi. 2020. Analisis Residu Kloramfenikol pada Udang Windu (Penaeus monodon) Menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). AMINA. 1(3): 126-131. DOI: https://doi.org/10.22373/amina.v1i3.489

Supriyadi, H., & Rukyani, A. (2000). The use of chemicals in aquaculture in Indonesia. In Use of Chemicals in Aquaculture in Asia: Proceedings of the Meeting on the Use of Chemicals in Aquaculture in Asia 20-22 May 1996, Tigbauan, Iloilo, Philippines (pp. 113-118). Aquaculture Department, Southeast Asian Fisheries Development Center.

Suseno, H., Hudiyono, S., & Muslim, M. (2016). Elimination of chloramphenicol by tiger shrimp (Penaeus monodon) and white shrimp (Litopenaeus vannamei). HAYATI Journal of Biosciences, 23(3), 117-120.

Wibowo, A., Muliana, L., & Prabowo, M. H. (2010). Analisis Residu Antibiotik Kloramfenikol Dalam Daging Ikan Gurami (Osphronemus gouramy, Lac) Menggunakan Metode High Performance Liquid Chromatography. Jurnal Ilmiah Farmasi, 7(1).

Downloads

Published

2023-04-18